Mausia…
Siapa sejatinya dirimu?
Menurut Tuhan kamu mahluk paling sempurna. Tapi bagi ku, kau tak ubahnya plastik rongsok tertiup angin. Melayang tiada arah. Terbang, membumbung, jatuh, kena debu, kena lumpur, kena tai kucing, terbang lagi, membumbung lagi, jatuh lagi, dan masuk comberan.
Ach…
Begitu singkat sejarahmu, sesingkat nasib plastik dalam comberan.
Tapi….
Ach…
lagi-lagi manusia. Tak peduli seberapa panjang sejarah hidupnya. Asal perut kenyang dan mendengkur berselimut kemewahan.
Ach...
Manusia...
Sering kali kau tak MEMANUSIAKAN dirimu...!!!
Surabaya, 10 november 2010