Welcome To My Blog # My Mind # My Inspirate

Monday, November 15, 2010

manUSIA



 Ach…
Mausia…
Siapa sejatinya dirimu?
Menurut Tuhan kamu mahluk paling sempurna. Tapi bagi ku, kau tak ubahnya plastik rongsok tertiup angin. Melayang tiada arah. Terbang, membumbung, jatuh, kena debu, kena lumpur, kena tai kucing, terbang lagi, membumbung lagi, jatuh lagi, dan masuk comberan.

Ach…
Begitu singkat sejarahmu, sesingkat nasib plastik dalam comberan.
Tapi….

Ach…
lagi-lagi manusia. Tak peduli seberapa panjang sejarah hidupnya. Asal perut kenyang dan mendengkur berselimut kemewahan.
Ach...
Manusia...
Sering kali kau tak MEMANUSIAKAN dirimu...!!!


Surabaya, 10 november 2010

Thursday, November 11, 2010

Prosa Baru => Cerpen


Kereta

Pernahkah kalian naik kereta? Kereta api bukan kereta kencana seperti dalam dongeng-dongen sebelum tidur. Aku pernah naik kereta. Hemm tidak hanya pernah tapi bisa dibilang sering. Terakhir naik kereta kemari. Ya, kemarin. Kamu tahu apa itu kemarin? Kemarin adalah bukan esok, bukan pula sekarang. Kemarin adalah masa lalu. Masa lalu akan berlalu tanpa meninggalkan jejak atau hanya sekadar sajak ketika kalian tak memaknainya. Oleh sebab itu, aku menceritakan ini pada kalian, supaya masa lalu ku menjadi sejarah, supaya puing-puing yang menyesakkan dalam dadaku keluar dan termuntahkan bersama sejarah yang mungkin kalian kenang.

ASA


ASA
Pada Malam
yang menata diam
Pada diam yang merangkum sunyi
Jiwa-jiwa melayang
Merekah pada kuncup-kuncup layu
Menari dalam alunan bisu
Merera-reka dalam bayangan semu
ASA
Kemana engkau
 hendak melangkah
Kemana jua hendak berlabuh
Harapan dihamili ketakutan
Terpuruk dalam lorong hitam
Semakin hitam
dan
KELAM

                                                                     Zusy, Surabaya 31 oktober 2010

Tuesday, November 2, 2010

Cangkul

                                    Cangkul

Oh cangkul...mengapa engkau diam mebisu?
matahari sudah tinggi, tak biasa kau diam seperti ini...

oh cangkul...mengapa wajah mu terlihat sendu?
kemana tangan-tangan pekasa yang selalu setia mengayuhmu, 
mengelolah tanah sepanjang hari tak kenal lelah dan letih,
tak kenal mentari menyengat dan mebakar...
oh cangkul... mengapa engkau tetap diam mebisu??
dan wajahmu semakin sendu??