Welcome To My Blog # My Mind # My Inspirate

Wednesday, August 18, 2010

CINTA

Kemarin aku berdiri di dekat pintu gerbang sebuah kuil dan bertanya kepada orang-orang yang lewat tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya lewat, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mendesah dia berkata, ‘Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar lewat. Dengan suara bagai nyanyian dia berkata, “Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa Ialu dan generasi yang akan datang.’
Seorang wanita dengan wajah melankolis lewat dan sambil mendesah, ia berkata, ‘Cinta adalah racun mematikan, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembus langit sampai dia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’
Seorang gadis dengan pipi kemerahan lewat dan dengan tersenyum dia berkata, “Cinta itu laksana air mancur yang airnya digunakan pengantin roh untuk dicurahkan ke dalam roh orang-orang kuat, yang membuat mercka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan menyenandungkan nyanyian-nyanyian pujian di hadapan matahari siang hari.’
Setelah itu seorang lelaki lewat. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari ujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.’
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan surgawi yang menyalakan mata kita dengan menunjukkan kepada kita segala sesuatu seperti para dewa melihatnya.’
Seorang bermata buta lewat, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah kabut tebal yang menyelubungi gambaran keberadaan darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang menggema di lembah-lembah.’
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar lewat dan bemyanyi, ‘Cinta adalah cahaya gaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah arak-arakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesadaran dan kesadaran.’
Seorang lelaki dengan badan bungkuk dan kakmya bengkok bagai potongan-potongan kain lewat Dengan suara bergetar, dia berkata, “Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’
Seorang anak kecil berumur lima tahun lewat dan sambil tertawa dia berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.”
Waktu terus berjalan. Orang-orang terus-menerus lewat di dekat kuil. Masing-masing mempunyai pandangannya sendiri-sendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.
Khalil Gibran – Hikmah-hikmah Kehidupan

2 comments: