Welcome To My Blog # My Mind # My Inspirate

Monday, November 26, 2012

PROSES KREATIF (agar dapat menulis)

By: Shanty_one

a.        Konsep Kreatif Secara Umum

Kreatif adalah mempunyai kemampuan untuk mencipta (Riwiyadi dan suci:246). Kata kreatif selanjutnya memunculkan istilah yang disebut dengan kreativitas. Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Pendapat lain memaparkan kreativitas memiliki tiga definisi yaitu: (1)Kemampuan menemukan hubungan-hubungan baru; (2)Kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang baru; (3)Kemampuan membentuk kombinasi baru. sumber kretifitas meliputi Wawasan, pengetahuan imajinasi, logika, intuisi kejadian-kejadian kebetulan, evaluasi lingkungan, dan rangsangan eksternal. Kreativitas  memiliki tiga elemen yaitu: (1)Sensitivitas yaitu kemampuan mengetahui adanya persoalan, menyisihkan detail dan fakta yang menyesatkan; (2)Sinergi yaitu kemampuan menemukan totalitas sistem dengan memadukan elemen-elemennya; (3)Serendivitas yaitu kemampuan menangkap esensi dari suatu kejadian yang terjadi secara kebetulan.

Dengan adanya kreativitas ini manusia dapat menciptakan hal-hal baru. Misalnya seorang pengusaha mampu menciptakan inovasi baru terhadap usahanya, seorang penulis dapat membuat novel, seorang pelukis dapat melukis lukisan benda-benda yang mungkin tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.  Pertanyaan yang sering muncul bagaimanakah kreativitas itu muncul dalam diri manusia. Apakah kreativitas itu muncul dengan sendirinya ataukah muncul karena latihan-latihan dan proses belajar yang panjang.
Mengenai bagaimana kretifitas itu muncul dalam diri manusia para ilmuwan terpecah menjadi dua kubu yang masing-masing memiliki argumentasi berbeda dan mempertahankan argumentasinya. Kubu pertama menyebutkan, kreativitas muncul secara tiba-tiba dan intuitif. Sementara kubu kedua mengatakan, kreativitas adalah proses belajar yang panjang dan teratur. Mana yang benar diantara kedua pendapat itu, hingga kini belum dapat ditentukan secara mutlak. Banyak penemuan baru menunjukkan pola, seolah-olah gagasannya datang begitu saja dari langit. Akan tetapi, banyak penerima hadiah Nobel melakukan penelitian sistematis selama beberapa dasawarsa, sehingga menemukan sesuatu yang baru.
Kubu yang menyebutkan bahwa kreativitas, gagasan atau penemuan cemerlang merupakan sesuatu yang muncul tiba-tiba, dipelopori oleh profesor Dean Keith Simonton, peneliti kreativitas dari Universitas California di Davis AS. Sementara kubu yang mengatakan, kreativitas adalah proses belajar yang panjang dan teratur, dipelopori oleh Prof. Gerd Graßhoff dari Universitas Bern di Swiss.

b.       Proses Kreatif  Pengarang
Eka kurniawan adalah penulis novel berjudul “Cantik Itu Luka”. Penulis ini mengibaratkan menulis seperti memasak. Menurutnya tugas pertama seorang penulis, kurang lebih mirip dengan juru masak, yakni: tidak membuat tulisan yang tidak enak dibaca. Menulis apa pun sebaiknya memang enak dibaca. Percuma bila menulis ratusan halaman jika orang hanya betah membaca satu-dua paragraph. Percuma juga bila memasak berloyang-loyang jika orang hanya tahan makan satu suap.
Dalam proses kreatif Eka Kurniawa belajar banyak dari para juru masak (ada sebuah cerpennya bercerita mengenai juru masak terkenal abad kesembilan belas, berjudul “Kutukan Dapur”, dalam Cinta tak Ada Mati). Seperti para juru masak, ia selalu berusaha memperoleh bahan-bahan terbaik (segar dan bergizi) untuk setiap tulisan. Sebagian besar makanan yang kita makan merupakan olahan dari berbagai bahan.. Demikian pula dalam sebuah tulisan, kita bisa menemukan pengalaman hidup penulis, peradaban suatu zaman, atau mungkin analisa mengenai arsitektur sebuah kota.
Dalam novel pertamanya, Cantik itu Luka, ia mencampur beberapa bahan yaitu: filsafat, mitologi, sejarah, dan folklore. Dalam novel keduanya, Lelaki Harimau, dalam adonannya terdapat sebuah peristiwa nyata dan sebuah dongeng turun-temurun. Tampaknya ada bahan-bahan yang kontradiktif: filsafat dan mitologi, Folklore dan sejarah, Peristiwa nyata dan dongeng. Mengenali bahan dengan baik, tentu merupakan syarat untuk bisa mengolah bahan-bahan ini menjadi baik pula. Seorang juru masak yang baik mestinya tahu apa yang terkandung di dalam makaroni, kalau perlu hingga nilai gizi per takarannya.
Dalam Cantik itu Luka, gagasan utama penulisan novel itu berawal dari pertanyaan mengenai sejarah. Pertama-tama penulis membongkar dulu asumsi-asumsi filosofisnya Kedua, tentu penulis juga mesti masuk ke materi-materi sejarah di mana novel itu akan diletakkan Selanjutnya  di dalam satu adonan, tak hanya bahan-bahan pokok yang hadir, namun juga ada bumbu-bumbu. Bumbu-bumbu ini seringkali justru yang membuat bahan-bahan pokok terasa lebih enak. Demikian pula di dalam sebuah novel, atau tulisan apa pun, kita membutuhkan bumbu untuk membuat tulisan menjadi lebih manis atau asin, atau pedas (dalam tulisan berarti lebih tragis, dramatis, memilukan, dll).
Dalam tulisan, dihadirkan hal-hal yang barangkali tak pokok, tapi berjasa membuat hal yang pokok menjadi menarik: di sana hadir lelucon, interupsi, lanturan, deskrisi. Selama tidak berlebihan, apalagi mengalahkan yang pokok, bumbu akan sangat berguna bagi hidangan akhir.
Sedangkan  bahasa dalam dunia si juru masak, barangkali lebih tepat dikatakan sebagai api. api untuk menggoreng, memanggang, atau membakar, itulah bahasa. Sebagaimana juru masak harus mengenali api, demikian pula penulis mengenali bahasanya. Api yang terlalu panas akan membuat gosong (mentah di dalam). Bahasa yang terlalu berkobar-kobar, hanya menyengat di mata, ketika dibaca, barangkali tak ada isinya. Demikian pula bahasa yang tak terlampau bertenaga, hanya membuat tulisan mentah, tak peduli betapa penting bahan di dalamnya. Dalam berbahasa, Eka Kurniawan tak hanya peduli pada gramatika, tapi juga perdebatan mengenai gramatika. Menurutnya seorang penulis juga semestinya  membekali diri dengan kamus.

c.         Proses Kreatif Saya
Mengenai kretivitas saya sepakat dengan pendapat yang dipelopori oleh profesor Dean Keith Simonton bahwa kreativitas, gagasan atau penemuan cemerlang merupakan sesuatu yang muncul tiba-tiba. Karna hal tersebut yang terjadi pada diri saya saat menulis. Ketika saya menemui fenomena tertentu tiba-tiba saja dalam pikiran saya tersirat ide, gagasan, dan penemuan yang ingin saya tulis. Dan bila pada saat itu saya belum sempat menulis maka ide dan gagasan tersebut masih “menghantui” pikiran saya namun lambat laun juga akan menghilang. Oleh karena itu biasanya jika ada sebuah ide saya akan langsung menuliskan.
Saat proses menulis biasanya sering tidak konsisten. Dari ide awal ingin menulis tentang “A” yang muncul “B” atau “C” dan seterusnya. Hal tersebut yang biasanya membuat saya menjadi bingung bagaimana mengembalikan dari “B” atau “C” kembali lagi ke “A” dan ide saya menjadi nglambyar dan akhirnya berhenti di tengah jalan.
Biasanya kreativitas saya muncul pada saat-saat tertentu. Misalnya ketika suasana sedang sedih, gembira, dan pada saat berada disuasana yang tidak seperti biasanya ide itu muncul secara tiba-tiba. Bila ide itu tidak ada dan dipaksa untuk menulis maka jangan heran jika tak ada satupun yang akan saya tulis. Karna kreativitas saya adalah sebuah “ilham kebebasan” yang tidak dapat dipaksa oleh apapun. Walaupun waktunya sudah deadline tetapi kalau belum ada ide maka belum bisa menulis.

No comments:

Post a Comment