Welcome To My Blog # My Mind # My Inspirate

Tuesday, November 27, 2012

RESENSI NOVEL : Burung-Burung Manyar



Judul Buku      : Burung-burung Manyar
Penulis             : Yusuf Biliarta Mangunwijaya
Penerbit           : Djambatan, Jakarta
Cetakan           : ke-11, Agustus 2001
Tebal               : 262 halaman


Novel Burung-Burung Manyar karya Yb Mangun Wijoyo termasuk dalam jenis novel realis. Dalam novel ini penulis menceritakan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tokohnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat diterima dangan akal dan dapat dipikirkan secara logis.
            Novel ini  mengisahkan suatu kisah anak manusia yang merasa gagal dalam hidupnya. Dia adalah Teto anak seorang Letnan Barjabasuki, seorang letnan tamatan akademi militer belanda dan menjabat kepala Garnesun devisi II di magelang. Letnan barjabasuki masih keturunan keraton sedangkan istrinya adalah keturunan Indo belanda oleh sebab itu keluarga mereka cukup terpandang. Teto benar-benar hidup dalam kejayaan kedua orang tuanya, Teto sangatlah bangga terhadap ayahnya hingga ia bercita-cita ingin menjadi seperti ayahnya.

            Kemewahan dan kebahagiaan Teto berlalu sudah ketika tentara jepang berhasil mengusir tantara KNIL Belanda dari Indonesia. Teto merasa sangat terpukul, kehidupan keluarganya menjadi kacau, ayahnya di tangkap dan di siksa oleh tentara jepang sedangkan ibunya rela menjadi wanita penghibur pimpinan tentara jepang demi menyelamatkan nyawa suaminya.
Waktu berlalu dan keinginan Teto pun terkabul, Belanda datang lagi ke Indonesia dan jepang hengkang dari Indonesia. Teto berhasil menjadi tentara KNIL belanda. Dia bekerja dengan penuh disiplin semua yang dibebankan pimpinannya selalu dapat diselesaikan dengan baik. Itu sebabnya ia sangat disayang oleh pimpinannya dan hanya dengan waktu beberapa bulan dia diangkat menjadi Letnan Dua komandan Patroli.
Kejayaan Letnan Dua Teto sebagai komandan patroli KNIL tidak berjalan lama. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap gempuran–gempuran belanda tidak pernah surut. Belanda semakin lemah dan hati teto pun semakin ciut melihat kekalahan tentara KNIL belanda dan ia merasa malu setelah ia tahu bahwa ayahnya bergabung dengan tentara RI, dan larasati wanita yang sangat dia cintai juga bergabung dengan RI. Ia malu karena telah membela musuh. Karena terus dihantui oleh rasa malunya itu akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari Indonesia. ia pun berangkat ke Amerika dan masuk kesalah satu pergurun tinggi disana.
Setelah mendapat gelar doctor Teto bekerja disebuah perusahaan besar di amerika. Selama bekerja disana hidupnya sangat terjamin, segala kebutuhannya terpenihi, namun ia tidak bahagia ia selalu teringat oleh ibu dan larasati dua orang wanita yang sangat ia cintai. Akhirnya Teto memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Betapa gusar hati Teto ketika tiba di Indonesia Ia melihat negaranya tak seperti dulu lagi. Negara yang ia tinggalkan selama bertahun-tahun kini telah berkembang sangat pesat di berbagai bidang. Peristiwa-peristiwa masa lalunya tersirat dalam benaknya. Ia teringat masa-masa bersama ayah dan ibunya, masa kecil yang penuh dengan kebahagiaan dan kejayaan. Dan masa-masa bersama larasati wanita yang sangat ia cintai.
Teto ingin sekali bertemu larasati namun ia malu dan tak mampu ia melakukannya. Suatu hari ia terkejut melihat larasati dan suaminya datang menemuinya, suami larasati tahu bahwa diantara Teto dan Larasati ada kisah tertentu.namun sebagai suami yang baik dengan bijak ia menawarkan untuk menjadikan teto sebagai kakak larasati. Alangkah bahagia hati Teto  akhirnya ia bisa menjadi keluarga larasati. Namun kebahagiaan itupun tak berjalan lama karena Teto harus rela ditinggalkan adik barunya dan suaminya untuk selama-lamanya. Sebuah pesawat yang mereka naiki ketika hendak menunaikan ibadah haji mengalami kecelakaan dan membawa Larasati dan suaminya kehadapan yang maha Esa. Demi cintanya kepada Larasati kini Teto  merawat dan membesarkan anak-anak Larasati.
Tokoh utama, baik Atik maupun Teto, keduanya bukanlah tokoh statis, dalam arti lurus-lurus saja dari awal sampai akhir cerita. Berpuluh tahun setelah mereka berdua berpisah, baik Atik maupun Setadewa membuka mata untuk menerima masukan lain.
Menurut saya, Teto tetap sebagai pecundang. Apalagi Mangunwijaya dengan gamblang melukiskan hubungan Atik dan Jana yang kekal sampai “maut memisahkan mereka”. Pembaca kebanyakan mungkin akan lebih simpati kepada Teto, karena lebih manusiawi, ada sisi baik, ada sisi buruk.
Y.B Mangunwijaya dengan novelnya ini menyampaikan masalah yang sangat kompleks. Karyanya melibatkan berbagai tokoh dengan karakter berbeda-beda. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam karya itu berasal dari berbagai kelas sosial yang tidak sama. Di dalamnya ada tokoh yang keturunan kaum bangsawan, ada tokoh yang berpendidikan, ada tokoh pembantu rumah tangga yang tak berpendidikan, ada juga tokoh yang mewakili masyarakat kelas bawah dan sebagainya. Oleh karena itu, maka digunakanlah lebih dari satu bahasa.
Dalam novel ini pengarang juga mencoba memperlihatkan pengetahuan dan pengalamanya tentang manusia yang dalam. Dalam novel ini YB Mangun Wijaya mencoba melihat revolusi Indonesia dari segi yang obyektif bahkan agak cenderung melihatnya dari segi belanda dengan memasang protagonist orang Indonesia yang anti republik. Pengarang mencoba membuka lembaran sejarah dengan titik pandang yang bebeda. Dimana setiap peristiwa-peristiwa yang diungkapkan mengungkapkan sebuah analisis diri dan mengungkapkan kritikan-kritikan dan sindiran-sindiran tentang kepalsuan dan jati diri manusia.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel burung-burung manyar cukup menarik. Nadanya disana-sini humoritis tapi kadang-kadang bermakna tajam mengiris. Bahasa yang segar dan kata-kata majemuk berkadar tinggi untuk mengungkapkan sebanyak mungkin makna, lucu dan sarat sindiran. Bahasa yang digunakan mampu membawa pembaca ke alam pikiran sang tokoh.
 

by: Shanty_One

2 comments: