Penulis : Yusuf Biliarta Mangunwijaya
Penerbit : Djambatan, Jakarta
Cetakan : ke-11, Agustus 2001
Tebal : 262 halaman
Novel Burung-Burung Manyar karya Yb Mangun Wijoyo termasuk dalam jenis
novel realis. Dalam novel ini penulis menceritakan suatu peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari tokohnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat diterima dangan akal
dan dapat dipikirkan secara logis.
Novel ini
mengisahkan suatu kisah anak manusia yang merasa gagal dalam hidupnya.
Dia adalah Teto anak seorang Letnan Barjabasuki, seorang letnan tamatan akademi
militer belanda dan menjabat kepala Garnesun devisi II di magelang. Letnan
barjabasuki masih keturunan keraton sedangkan istrinya adalah keturunan Indo belanda oleh
sebab itu keluarga mereka cukup terpandang. Teto benar-benar hidup dalam kejayaan kedua orang tuanya, Teto sangatlah
bangga terhadap ayahnya hingga ia bercita-cita ingin menjadi seperti ayahnya.
Kemewahan dan kebahagiaan Teto
berlalu sudah ketika tentara jepang berhasil mengusir tantara KNIL Belanda dari
Indonesia.
Teto merasa sangat terpukul, kehidupan keluarganya menjadi kacau, ayahnya di
tangkap dan di siksa oleh tentara jepang sedangkan ibunya rela menjadi wanita
penghibur pimpinan tentara jepang demi menyelamatkan nyawa suaminya.
Waktu berlalu dan keinginan Teto pun terkabul, Belanda
datang lagi ke Indonesia dan jepang hengkang dari Indonesia. Teto
berhasil menjadi tentara KNIL belanda.
Dia bekerja dengan penuh disiplin semua yang dibebankan pimpinannya selalu
dapat diselesaikan dengan baik. Itu sebabnya ia sangat disayang oleh
pimpinannya dan
hanya dengan waktu beberapa bulan dia diangkat menjadi Letnan Dua komandan
Patroli.
Kejayaan Letnan Dua Teto sebagai komandan patroli KNIL
tidak berjalan lama. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap gempuran–gempuran
belanda tidak pernah surut.
Belanda semakin lemah dan hati teto pun semakin ciut melihat kekalahan
tentara KNIL belanda dan ia merasa malu setelah ia tahu bahwa ayahnya bergabung
dengan tentara RI, dan larasati
wanita yang sangat dia cintai juga bergabung dengan RI. Ia malu karena telah
membela musuh. Karena terus dihantui oleh rasa malunya itu akhirnya ia
memutuskan untuk pergi dari Indonesia.
ia pun berangkat ke Amerika dan
masuk kesalah satu pergurun tinggi disana.
Setelah mendapat gelar doctor Teto bekerja disebuah
perusahaan besar di amerika. Selama bekerja disana hidupnya
sangat terjamin, segala kebutuhannya terpenihi, namun ia tidak bahagia ia
selalu teringat oleh ibu dan larasati dua orang wanita yang sangat ia cintai.
Akhirnya Teto memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Betapa
gusar hati Teto ketika tiba di Indonesia Ia melihat negaranya tak seperti dulu
lagi. Negara yang ia tinggalkan selama bertahun-tahun kini telah berkembang
sangat pesat di berbagai bidang. Peristiwa-peristiwa masa lalunya tersirat
dalam benaknya. Ia teringat masa-masa bersama ayah dan ibunya, masa kecil yang penuh dengan
kebahagiaan dan kejayaan. Dan masa-masa bersama larasati wanita yang sangat ia cintai.
Teto ingin sekali bertemu larasati
namun ia malu dan tak mampu ia melakukannya. Suatu hari ia terkejut melihat larasati dan suaminya datang menemuinya,
suami larasati tahu bahwa
diantara Teto dan Larasati ada kisah tertentu.namun sebagai suami yang baik
dengan bijak ia menawarkan untuk menjadikan teto
sebagai kakak larasati. Alangkah
bahagia hati Teto akhirnya ia bisa
menjadi keluarga larasati. Namun
kebahagiaan itupun tak berjalan lama karena Teto harus rela ditinggalkan adik
barunya dan suaminya untuk selama-lamanya. Sebuah pesawat yang mereka naiki
ketika hendak menunaikan ibadah haji mengalami kecelakaan dan membawa Larasati
dan suaminya kehadapan yang maha Esa. Demi cintanya kepada Larasati kini Teto merawat dan membesarkan anak-anak Larasati.
Tokoh utama, baik Atik maupun
Teto, keduanya bukanlah tokoh statis, dalam arti lurus-lurus saja dari awal
sampai akhir cerita. Berpuluh tahun setelah mereka berdua berpisah, baik Atik
maupun Setadewa membuka mata untuk menerima masukan lain.
Menurut saya, Teto tetap
sebagai pecundang. Apalagi Mangunwijaya dengan gamblang melukiskan hubungan
Atik dan Jana yang kekal sampai “maut memisahkan mereka”. Pembaca kebanyakan
mungkin akan lebih simpati kepada Teto, karena lebih manusiawi, ada sisi baik,
ada sisi buruk.
Y.B Mangunwijaya dengan
novelnya ini menyampaikan masalah yang sangat kompleks. Karyanya melibatkan
berbagai tokoh dengan karakter berbeda-beda. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam
karya itu berasal dari berbagai kelas sosial yang tidak sama. Di dalamnya ada
tokoh yang keturunan kaum bangsawan, ada tokoh yang berpendidikan, ada tokoh
pembantu rumah tangga yang tak berpendidikan, ada juga tokoh yang mewakili
masyarakat kelas bawah dan sebagainya. Oleh karena itu, maka digunakanlah lebih
dari satu bahasa.
Dalam novel ini pengarang juga mencoba memperlihatkan
pengetahuan dan pengalamanya tentang manusia yang dalam. Dalam novel ini YB
Mangun Wijaya mencoba melihat revolusi Indonesia dari segi yang obyektif
bahkan agak cenderung melihatnya dari segi belanda dengan memasang protagonist
orang Indonesia
yang anti republik. Pengarang
mencoba membuka lembaran sejarah dengan titik pandang yang bebeda. Dimana setiap peristiwa-peristiwa yang diungkapkan
mengungkapkan sebuah analisis diri dan mengungkapkan kritikan-kritikan dan sindiran-sindiran
tentang kepalsuan dan jati diri manusia.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel
burung-burung manyar cukup menarik. Nadanya disana-sini humoritis tapi
kadang-kadang bermakna tajam mengiris. Bahasa yang segar dan kata-kata majemuk
berkadar tinggi untuk mengungkapkan sebanyak mungkin makna, lucu dan sarat
sindiran. Bahasa yang digunakan mampu membawa pembaca ke alam pikiran sang tokoh.
by: Shanty_One
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSippp ,,,
ReplyDelete